Kecerdasan Intektual. IQ saja Cukupkah?

 Assalamualaikum.Wr.Wb

Blog ini menjadi tempat saya untuk berbagi informasi dan berbagi ilmu yang pernah saya pelajari

Blog ini menjadi tempat saya belajar menulis lebih baik dan lebih baik lagi, sehingga tulisan ini bisa menjadi gambaran atau motivasi bagi para pembacanya

Ilmu saya belum seberapa, tetapi ijinkanlah saya berbagi pengalaman atau berbagi ilmu, mugkin ilmu ini belum tentu benar, mungkin tulisan ini hanya dari satu sisi sudut pandang,  maka jika ada perbedaan pendapat tidaklah mengapa, karena Perbedaan adalah Rahmat. Saya ingin berbagi, agar kita terus belajar dan belajar, jikalau mampu ilmu ini menjadi ilmu bagi orang lain. Dalam Al Qur'an juga disebutkan bahwa "Sampaikan walau satu ayat".

Kali ini saya ingin mengemukakan pendapat saya tentang sudut pandang saya tentang generasi muda jaman sekarang. Memang kita hidup menurut jamannya, tetapi apakah jaman ini tidak mengenal yang namanya etika? Semakin banyak orang-orang pandai dan genius di negeri ini, tetapi sudut pandang saya melihat banyak yang pintar tapi tidak memiliki akhlak atau etika yang baik. Banyak juga yang pandai, sopan tetapi gagal menghadai masalah dan berujung dengan keputusasaan dan bunuh diri atau melakukan hal konyol lain. Banyak orang pinter tapi keblinger, mungkin bahasa lugas ini yang sering diucapkan oleh orang-orang tua sebelum kita.

Mungkin tahun era sebelum 90-an atau tepatnya sebelum jaman milenial, betapa sopan santun dan tata krama sangat ditanamkan oleh orang tua kita kepada kita. Contoh kecil saja, saya adalah orang Jawa Tengah, tepatnya di satu kota pesisir utara, yakni Kota Tegal, sejak saya kecil, saat akan berjalan melewati orang lain, maka orang tua kita mengajarkan kepada kita untuk berjalan melewati orang tersebut dengan posisi badan agak menunduk sambil meminta ijin untuk lewat dengan berkata "permisi" atau dalam bahasa Tegal "amit". Itu akan kita lakukan, meskipun yang kita lewati bukan siapa-siapa , bukan saudara, bukan sesepuh atau bos kita, semua diperlakukan sama...yakni meminta ijin untuk melewati didepan orang tersebut. Mungkin sepele, tapi inilah selalu diajarkan sehingga sampai saat inipun akan terus kita lakukan. Apalagi jika kita hidup di daerah kraton Yogya atau Kraton Solo, akan sama halnya, bahkan kadang sampai berjalan sambil berjongkok. Mungkin di daerah-daerah lain selain di Pulau Jawa juga sama, cuma beda kata saja, teapi gestur tubh agak membungkuk juga dilakukan. Beda halnya jaman sekarang, sangat sedikit sekali anak muda yang melakukan hal ini, mau lewat, ya lewat saja.....acuh tak acuh, dan berpikiran, kan ini jalan umum.

Nah inilah salah satu alasan mengapa kali ini saya menuliskan tentang "Kecerdasan Intelektual saja tidak cukup".

Sekitar tahun 2008 atau 2009, saya pernah mengikuti kajian tentang "parenting", dimana memberikan materi "Kecerdasan IQ, EQ dan SQ". Saat itu dijelaskan bahwa IQ adalah kecerdasan Intektual, EQ adalah kecerdasan emosional dan SQ adalah kecerdasan Spiritual. Saat itu ketiganya digambarkan dalam sebuah bagan sumbu x, y dan z dimana IQ adalah kecerdasan otak kita , dan EQ adalah kecerdasan secara horisontal, yakni kecerdasan saat kita berhubungan dengan manusia lain dan SQ adalah hubungan garis ke atas yakni hubungan manusia dengan Tuhannya.

Saat itu saya sangat setuju, tetapi beberapa penelitian masih dilakukan kajian tentang 3 hal ini. Saat itu saya belum menjadi tenaga pendidik, saya adalah ibu rumah tangga dengan 4 anak yang masih sangat kecil-kecil. Jadi saya berusaha mempelajari apapun tentang kehidupan ini demi memberikan ilmu kepada anak-anak saya. Dan tentang kecerdasan 3 hal ini menjadi hal yang sering saya baca di bebeberapa bacaan atau saya tonton materi ini melalui akun youtube oleh beberapa motivator.

Kecerdasan IQ saja tidak cukup, untuk mengarungi kehidupan ini kita butuh EQ karena kita adalah makhluk sosial dan SQ dimana kita adalah orang yang beragama dan meyakini bahwa kita adalah makhluk ciptaan Tuhan. Karena saya muslim maka diajarkan  bahwa Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah.SWT, menjalankan perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA.

Inilah resume saya setelah mengikuti materi motivator Ary Ginanjar pada sebuah channel youtubenya di link https://www.youtube.com/watch?v=acg45qepAD0. 

IQ adalah terletak pada fungsi otak yang namanya Neocortex, EQ terletak pada fungsi otak Lymbicsystem serta SQ terletak pada fungsi otak God Spot / Temporal Lobe.

Sejarah IQ ditemukan pada tahun 1905 di Paris oleh Binet, dan ini digunakan pada Perang dunia ke-1 dan digunakan sebagai indikator bahwa IQ diatas 100 adalah untuk mengukur manusia sukses.

EQ ditemukan pada tahun 1995 dimunculkan kembali  teori kedua, oleh Daniel Goleman pada bukunya yang berjudul Working with  Emotional Intellegence. 

SQ ditemukan pada tahun 2000 oleh WS.Ramachandran dari California University tentang Godspot, kemudian diperkuat oleh  Michael Persinger dengan Binding Problem ditemukan fungsi otak ketiga yakni Godspot.

Ketiga hal tersebut diatas cukup menjadi bukti ilmiah bahwa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti bahwa Kecerdasan manusia menjadi sebuah neuroscience. Pada ulasannya disini, Pak Ary memberikan beberapa contoh yang memberikan gambaran bagaimana hubungan antana IQ, EQ dan SQ.

Mari kita lihat beberapa contoh dimana IQ saja tidak cukup menjadi pribadi  yang sukses. Pada sebuah transaksi penjualan tidak dapat tercapai hanya karena CEO pihak calon pembeli merasa tidak dihargai oleh si penjual pada saat memperlihatkan koleksi barang antiknya. Inilah bukti dari butuhnya kecerdasan EQ.

Barangkali ingatan kita mundur 20 tahun yang lalu, jika kita naik kereta api banyak sekali yang menjajakan minuman dan makanan, Baik teh, kopi tau permen, tetapi saat kita haus sulit menemukan penjual air ptuih karena air putih saat itu adalah gratis tetapi dengan syarat , kita makan dulu di watung tersebut. Tetapi kondisi ini dimengerti oleh seseorang yang berempat kepada orang-orang yang haus dan membutuhkan air putih ini. Maka seseorang tersebut mengemas air putih tersebut ke dalm botol dan dijual, ternyata hasilnya luar biasa, air putih yang tadiny gratis, saat ini  memiliki nilai jual yang tinggi. Baik dalam berbagai merk dan kandungan yang telah disesuaikan dengan perkembangn kesehatan saat ini. Inlah yang disebut kreatifitas yang muncul dari rasa Empati. Kreatifitas berani mengambil resiko, komitmen, tanggung jawab, visi dan kemampuan membaca situasi dan kondisi, inisiatif, sensitif , merasakan dan melihat dengan mata hati. Inilah salah satu kecerdasan Emosional. 

Mari kita lihat dunia pendidikan di Indonesia, apakah diajarkan EQ? Sistem pendidikan kita hanya mengajarkan kecerdasan Intektual tanpa memberikan indikator bagi kecerdasan emotional. Anak didik dimotivsi hanya untuk mendapt nilai tertinggi. Anak-anak kita juga dituntut untuk mendapatkan rangking terbaik, bukan tujuan dengan memahami hal yang dipelajarinya.

Dari sebuah data diperoleh data bahwa keberhasilna yang diperoleh dari Kecerdasan EQ hanya sebesar 20%.

Contoh selanjutnya adalah gagalnya pesawat VIP karena ada gangguan pesawat, banyak CEO dan beberapa petinggi yang marah karena penunddaan penerbangan , yakni ditunda sehari. Karena gagalnya tersebut menimbulkan kerugian bagi perusahaan-perusahaan mereka. Maka para calon penumpang tersebut diberikan tempat untuk menginap di Hotel untuk melakukan perjalanan esok harinya, tetapi ada seseorang yang sama sekali tidak marah. Bahkan orang tersebut berkata "luar biasa". Pegawai airport bertanya kepada Bapak tersebut, mengapa Luar biasa pak ? Saya sebenarnya mau marah, tetapi jika maraha apa yang bisa saya lakukan, inilah kenyataan yang harus dihadapi , bayangkan jika pesawat ini harus dipaksa berangkat, bisa saja pesawat tersbut mengalami kecelakaan dan akan lebih membahayakan bagi saya dan penumpang lain. Saya pun memiliki urusan yagn sangat penting tetapi mau apa dikata, ini adalah kehendakNYA, maka saya ikhlas dengan apa yang terjadi hari ini, dan saya berdoa semoga bisnis saya tidak mengalami kerugian. Saat semua pergi , Bapak yagn sudah menerima ikhlas ini, dipanggil oleh pegawai airport tersebut, dan memberikan informasi bahwa ada pesawat yang akan berangkat ke Negara tujuan tersebut dan tersisa satu seat, walaupun sampai di negara itu terlambat beberapa jam, yakni tengah malam. Akhirnya Bapak tersebut berangkat denga pesawta yagn dimaksud tersebut. Sebaliknya, calon penumpang2 lain masih di hotel dan masih keal denga hal ini. Inilah kecerdasan SQ, saat kita menerima dengan lapang dada, pertolongan Tuhan akan datang tepat waktu.

Apa yang bisa kita ambil hikmah dari contoh-contoh tersebut? Kemampuan mengendalikan emosi ternyata akan membuat bisnis lebih sukses. Dan kepasrahan kita kepada keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memberikan kesuksesan lebih sempurna.

 Kecerdasan emotional antara lain :

1. Keep your eyes contact atau tataplan mata dari lawan bicara kita

2. Jika tersenyum maka ,  bibir kanan dan kiri ditarik 2 cm.Intinya tertanya simetris

3. Melakukan tatap dengan tajam jika akan menyelesaikan sebuah perjanjian kerja atau bisnis

4. Saat berkumpul dengan ibu2 arisan atau keluarga besar maka memandanglah dengan tatapan yang lembut dan penuh kasih sayang.

5. Jika ada orang berbicara atau sedang bercerita maka  perhatikan dengan baik, jangan berlaku defensif, tetapi menghargai orang tersebut dengan gestur tubuh yang sopan dan memberikan tanggapan yang secukupnya , tidak berlebihan atau bahkan memuji yang sangat melambung tinggi, maka keliatan dibuat-buat. 

6. Ajukan pertanyaan yang membuat Orang tersbut antusis dan semangat, dan jangan lupa anggukkan dagu setiap 3 menit.

Itulah beberapa teknik kecerdasan emosional, yang mungkin dlam bebeapa pelatihan telah diberikan, mungkin bisa dipraktekkan oleh kita dalam berhubungan dengan mitra bisnis atauoun rekan kerja ataupun atasan kita, atau siapapun itu. 

Video motivasi ini sangat bagus sekali untuk disimak bagi kita semua, karena banyak sekali ilmu yang mungkin kita tidak dapatkan di dunia pendidikan kita.

Ada beberapa tips untuk melakukan beberapa kecerdasan EQ, kemampuan membaca hati orang.

Kita sudah pandai secara intelektual , dan juga cerdas emosional tetapi tidak memiliki ketuhanan Yang Maha Esa. Jika dbayangkan orang yang pandai, tutur kata dan sikap yang halus tetapi dimiliki oleh orang yang jahatdan hanya kepentingan pribadi semata, apa yang akan terjadi?

Maka EQ dan IQ saja tidak cukup, kita butuh SQ dimana kita memiliki nilai-nilai agama yang tertanan pada diri kita.


Salam Literasi

Wassalamualaikum.Wr.Wb

 


 

 

 

   

 

             


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAHLAWAN LITERASI DI ERA MILENIAL DARI SMP TARUNA BAKTI

Part 5: Eksplorasi Kampus TAFE di Quensland ,Australia: Perjalanan Belajar Singkat di Negara Kanguru

Tetap Eksist di dunia Literasi Bersama EBAS 5