KELAS ONLINE PENULISAN BUKU BERSAMA OM JAY



Resume 3 :

Waktu: Jumat, 9 Oktober 2020

Pukul : 19.00-21.00 WIB

Moderator : Bunda Sri Sugiastuti alias Bu Kanjeng   

Narasumber : Ya’ Dedi Suhandi, S.Pd., M.Pd.

Motivator : Wijaya Kusuma ( Om Jay )

CIPTAKAN SEMANGAT, MOTIVASI, KEMAUAN, USAHA DAN KONSISTENSI SERTA DOA MENJADI KUNCI KEBERHASILAN SEORANG PENULIS

Assalamulaium.Wr.Wb

Malam ini adalah hari ketiga pelatihan penulisan buku yang dibimbing oleh  Om Jay dan Pak Brian. Pelatihan ini menghadirkan narasumber yang merupakan guru-guru hebat dan penulis terbaik. Latar belakang yang memang bukan penulis, dan menjalani serangkaian proses pelatihan WAG sehingga berhasil meraih kesuksesan di bidang literasi, yah mungkin jika boleh saya menyebutnya “From zero to hero”.

Moderator materi pertemuan ketiga ini masih sama dengan yang kemarin yakni  Ibu Kanjeng
Narasumber yang akan memberikan pencerahan adalah Bapak Ya’ Dedi Suhendi. Siapakah beliau? Kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, jadi sebaiknya melihat profil beliau. Beliau lahir di Pontianak pada tanggal 2 November 1975, beliau magister di bidang Bahasa Indonesia. Beberapa prestasi beliau cukup luar biasa dan beberapa buku sudah banyak yang dihasilkannya.

Kata pertama beliau pada pembuka materinya adalah “Carilah ilmu sebanyak-banyaknya”. Saya setuju dengan pendapat beliau bahwa “Semakin banyak ilmu, kita tak akan menyalahkan orang lain”, mengapa? Karena semakin banyak ilmu maka kita bisa melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang. 



Lihat Gambar spidol diatas ya.......................

Contohnya begini, kita melihat sebuah spidol whiteboard, kita tunjukkan spidol dari sisi gambar no 1, maka akan disebutkan bahwa spidol memiliki bagian yang runcing dan berwarna putih dan hijau. Untuk gambar kedua , spidol bentuknya kotak dan pada gambar ketiga, spidol berbentuk tabung tanpa ada bagian yang runcing. Nah, ini merupakan gambaran, bagaimana kita memandang spidol dari berbagai sisi. Apakah yang mengatakan spidol memiliki bagian yang  runcing, itu benar? Ya, jawabannya benar, karena spidol tersebut kita buka tutupnya sehingga menampakkan bagian yang runcing yang berguna untuk menulis. Apakah jawaban spidol kotak itu benar? Benar juga, karena spidol tersebut dimasukkan kedalam tempat dan spidol tersebut terdiri dari beberapa spidol dan ditempatkan dalam sebuah tempat yang berbentuk kotak. Apakah yang berkata spidol berbentuk tabung itu benar, ya..benar juga. Karena posisi spidol tertutup dan disajikan miring pada gambar tersebut. Jadi lihatlah permasalahan dari berbagai sisi, maka jika kita sudah melihat dari berbagai sisi sudut pandang maka kita tidak akan menyalahkan pendapat orang lain, melainkan kita akan berempati dengan orang tersebut.

Beliau juga mengatakan bahwa “Kunci keberhasilan seorang penulis adalah menciptakan semangat, motivasi, kemauan, usaha, konsistensi, jangan lupa untuk berdoa “. Setuju sekali dengan kalimat ini. Terkadang kita begitu susah mendapatkan semangat, maka kita perlu mengisi semangat tersebut dengan berkumpul dengan orang-orang yang penuh semangat tinggi dalam kehidupannya, seperti orang yang sudah berhasil . 

Kita bisa belajar dari mereka yang telah berhasil dengan perjuangan yang panjang, jangan dilihat dari puncak keberhasilannya tetapi lihatlah betapa perjuangannya meraih prestasi menjadi motivasi kita. Dan berdoa setiap saat, karena saya yakin Allah.SWT akan mengabulkan doa hamba-NYA. Mungkin yang agak perlu digiatkan adalah konsistensi. Konsistensi menulis ini terkadang terhalang dengan kegiatan kita sehari-hari, oleh karena itu sempatkan menulis melalui media apapun. Mungkin kegiatan upload status, ini menjadi awal konsistensi kita. Baik status WA, status FB atau status IG.  

Berawal dari menulis tulisan pendek pada status, kemudian akan meningkat menjadi curhatan pada dinding FB lalu kita bisa mengumpulkannya dan menjadikannya sebuah buku. Ini pengalaman saya sendiri, saat menulis Tesis saat menempuh pendidikan Magister. Saat setelah penulisan proposal Tesis, saya keguguran dan berhenti menulis Tesis dan mengolah data. Tetapi melihat kesempatan saya hanya tinggal 1 semester lagi harus lulus,  jika tidak nanti akan di DO maka dengan motto “15 minutes for Thesis” , akhirnya saya menyelesaikan tesis dalam waktu 3 bulan. Saya mengerjakan olah data tesis minimal 15 menit/hari dan menuliskannya pada laporan tesis. Itu tiap hari saya lakukan, tetapi pada kenyataannya, saat saya menikmati menulis, saya tidak melakukannya dalam waktu 15 menit saja, saya bisa bergelut dengan laptop berjam-jam.  

Dalam menulis terkadang kita memiliki rasa takut, takut  terhadap persaingan, atau takut terhadap aturan baku dan ketat, oleh karena itu tuliskan apa yang ada di benak kita sebebasnya, kemudian baca lagi dan lagi, maka perbaikan akan kita lakukan secara bertahap. Kalau pengalaman saya dalam menulis adalah seringkali penulisan typo. Hal ini rupanya menjadi koreksi penting bagi diri saya untuk selalu cek ricek tulisan saya dengan teliti. Jika memang ada yang perlu ditambahkan maka akan saya insert deh , jika memang salah yang saya bedah setajam silet. 

Betapa kita akan merasakan kepuasan jika telah menyelesaikan sebuah karya dari tulisan kita, yang mungkin akan menjadi candu buat kita, ingin menulis lagi dan lagi.


"Menulis itu semudah kita mendeskripsikan apa yang kita lihat, apa yang dirasakan. Menulis itu tidak selalu muluk-muluk dan tidak selalu rumit. Menulis itu, sesederhana yang kita lihat. Menariknya, objek yang diperlihatkan hanya satu, namun sudut pandang penulisannya bisa berbeda dari penulis satu dengan penulis lain.

Jadi jangan takut untuk menulis dan bebaskan menuangkan apa yang ada dalam benak kita. Jika topic utama yang menjadikan kita untuk menulis maka mulailah dari minat dan bakat kita, atau jika masih sulit untuk menemukan topic, mulailah dari kegiatan yang sering kita hadapai sehari-hari. Kita mencatat kegiatan kita kemudian mencoba menuliskannya dengan versi biasa, ataupun dengan versi lain yang kata anak jaman sekarang adalah “lebay’. Lebay yang bersifat positif tentunya, ya gaes.

Menulis dengan hati, maka kita akan secara mudah menghayati tulisan kita. Daya imanjinasi kita bermain dan kita menuliskannya dengan deskripsi bahasa kita sendiri.

Maka kesimpulan pada materi ketiga ini :

  1. Menulis itu semudah melakukan update status.
  2. Menuliskan dengan satu tujuan, sehingga kita memiliki arah, maka kita juga akan mencari sumber bacaan yang sesuai dengan tujuan penulisan
  3. Menuliskan dengan penghayatan dengan memainkan imanjinasi kita.
  4. Belajarlah dan berkumpullah dengan orang yang satu vsi dengan kita, yakni para penulis handal.

Kiranya ini resume saya, semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Jika ada yang salah atau tidak berkenan , saya mohon maaf.

Salam Literasi

Wassalamulaium.Wr.Wb

 

Komentar

  1. Kerrreen bu resumenya penuh inspirasi, sy bln bisa sperti ini

    BalasHapus
  2. Terima kasih bu atas kunjungannya, mari kita belajar bersama, saya juga masih belajar bu

    BalasHapus
  3. Wah ada pengembangan tulisan dari narasumber dengan analogi spidolnya. Saya suka

    BalasHapus
  4. Lengkap sekali resume nya Bu, lengkap dengan penggambaran objeknya. Menjadi semakin mudha dimengerti

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAHLAWAN LITERASI DI ERA MILENIAL DARI SMP TARUNA BAKTI

Part 5: Eksplorasi Kampus TAFE di Quensland ,Australia: Perjalanan Belajar Singkat di Negara Kanguru