NGE-DATE MALAM MINGGU WITH EKOJI


RESUME NGE-DATE SATURDAY NIGHT
https://www.youtube.com/watch?v=Rqo-UMHetJw

Assalamualaikum.Wr.Wb
Malam minggu ini tiba-tba notifikasi di gawai saya menunjukkan ada tayangan ekoji channel with rajawali dan dosen-dosen  di beberapa daerah. Rajawali talk ke-3....seperti itu judulnya.
Sayangnya pas saya bergabung sudah 15 menit berjalan acara youtube live di ekoji channnel, tak masalah, kan ini digital, pasti nanti ada jejak digital dan bisa kutonton ulang. Kunikmati dulu , beliau-beliau sedang ngobrol santai tapi serius. 
Benar sekali, saya langsung senyum-senyum dan terkadang ikut menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terlontar saat di acara live tersebut. Kok yang diomongin benar semua y.....hm...saya makin merasa titik kecil di lubang hitam yang besar. White  hole...dong


BAGAIMANA KONVERSI SKS DENGAN KEGIATAN DI LUAR KAMPUS?
Perbincangan ini dikawal oleh MC bapak Natalis Ransi dari Rajawali, dan selain Prof Eko Indrajit juga dihadiri oleh beberapa dosen dari beberapa daerah yakni Bu Vivi, Bu Melva, Pak Aan. 
Pada talk ketiga ini , akan melanjutkan pertanyaan tentang "tentang transfer kredit jika mahasiswa melakukan kegiatan di luar kampus". 
Jawaban dari Prof. Eko bahwa setiap progdi pasti akan memiliki capaian pembelajaran lulusan, maka kampus harus mempunyai strategi dan memastikan bahwa lulusan benar-benar memilliki kemampuan tersebut.
Malam itu Prof .Ekoji mencontohkan untuk MK Bahasa Inggris, "Apakah dengan  1 semester dengan 2 sks sudah menjamin mahasiswa nya dapat fasih berkomunikasi dengan bahasa Inggris?"
Jawabannya "Tidak" maka perlu adanya kontinuitas, dan diberikan  selama 6 sks dan praktek dengan orang asing yang dapat berbahasa Inggris. Misalnya dengan memberikan tugas kepada mahasiswa membuat video mengajak ngobrol bahasa Inggris. Dan hasil tugas ini dapat dikonversikan dengan sks.
Dan yang menilai siapa? yang menilai adalah lawan bicara mahasiswa tersebut. Bisa juga dengan beberapa website yang dapat berkomunikasi dengan orang luar negeri yang sedang belajar berbahasa Inggris juga.

Boleh jadi, pihak luar yang melakukan tetapi nanti kita yang mengakui. Pengakuan tersebut adalah hak prerogatif kampus. Proses transfer ini juga harus melalui proses SPMI tentang pengakuan transfer kredit. Disini dibuat pedoman yang tepat dengan indikator yang jelas dan terukur.

Contoh lain, mahasiswa mengikuti 10 seminar yang dselenggarakan oleh APTIKOM dan nanti akan dikonversikan menjadi sks sesuai aturan kampus. Contoh ini tepat sekali diterapkan di Kampus tempat saya mengajar yakni prodi D3 Teknik Komputer , Politeknik Harapan Bersama.

Hal ini pun bisa dilakukan secara mandiri oleh dosen dalam mengampu mata kuliah tertentu. Misalnya mahasiswa mengikuti beberapa  seminar virtual dan dikonversikan menjadi nilai tugas atau project.

KEGIATAN APA SAJA YANG BISA DIKONVERSI MENJADI SKS
Pada tabel yang ditunjukkan oleh Prof.Ekoji yang dilihat, dan dibuat oleh Beliau 8 tahun yang lalu.

Demikian juga untuk  penilaian karakter 
Bagaimana untuk menilainya ? Menurut Prof.Ekoji adalah penilaian dinilai dari hasil saja, proses pembelajaran tidak usah ditentukan , tetapi diberikan kebebasan yang penting output atau outcome -nya.

Makin menarik perbincangan ini, dan sebagian metode praktek tersebut pernah saya lakukan, misalnya jika mengikuti satu webinar "X" kemudian mendapatkan minimal 2 sertiifikat maka mendapatkan nilai tugas sebesar 20 point. 

Satu lagi yang pernah saya lakukan pada mata kuliah Basis Data, mahasiswa wajib menginstal aplilasi berbasis Android yaknik SOLO LEARN dan mahasiswa wajib mengikuti pembelajaran pada SQL , mengikuti semua langkah dan menyelesaikan  sertifikasi melalui SQL di SOLO LEARN. Setelah mendapatkan sertikat pencapaian ujian akhir maka mereka mendapatkan 1 nilai tugas mandiri dengan nilai sempurna atau 100, tetapi bagi yang tidak mengikuti sampai hasil akhir hannya mendapatkan B atau C, tergantung ketercapaiannya.

SEKALI DAYUNG , KINERJA TRIDARMA TERLAMPUI

Mengajar itu menyita waktu, sehingga tidak sempat melakukan penelitian atau pengabdian ? Nah...ini tips dari Profesor Eko Indrajit , agar SEKALI KAYUH  maka TRIDARMA bisa dilakukan.

Suatu gambaran untuk kasus Bu Melva yang mengajar DSS:
Dalam 1 kelas  terisi 30 mahasiswa, dan masing-masing mahasiswa diminta menuliskan definisi dari  10 sumber yang berbeda . Jika sepuluh-sepuluhnya memiliki perbedaan dari yang lain, maka nilainya A,  tetapi jika ada yang sama maka nilainya akan dikurangi. Mahasiswa diharapkan pasti akan melakukan usaha untuk mendapatkan nilai A. Untuk tugas ini maka dosen mendapatkan 10 definisi dari 30 mahasiswa, akan ada 300 definisi yang berbeda. Hasil jawaban mereka merupakan dataset dari peneltitian dosen, misalnya dengan menentukan kata kunci dan lakukan text analiys, maka dosen akan dapat melakukan penelitian dan langsung terbit paper atau jurnal tentang "DSS DILIHAT DARI SEGI ONTOLOGI DEFINISI". Nah hasil penelitian bisa kita bagikan dengan bentuk pengabdian masyarkat tentang bagaiamana pengolahan data text analisys dengan  salah satu tools yang dosen kuasai. 


Obrolan santai di akhir acara ada semakin seru, satu yang menarik yang menyentil jiwa "ibu" dalam diri saya, karena saya memang adalah ibu dengan 4 orang anak dari tingkat PT hingga SD ( Anak ke-1 adalah mahasiswa UNSUD semester 3, anak ke-2 seorang siswi di  SMAN 1 Tegal, anak ke-3 seorang siswa di SMP N 10 Tegal dan anak ragil seorang siswa di SD Kelas 6) :
"E-learning anak-anak SD , SMP  jangan ditanyakan belajar karakternya dimana, e-learning adalah pendidikan karakter orang tuanya, WHY? Karena orang tua dituntut untuk sabar, jujur terhadap kemampuan anaknya, tidak bantuin anak-anaknya untuk jawab pertanyaan anaknya, tidak mudah emosi dan usahakan lakukan dengan gembira."

Obrolan-obraolan santai mengalir dari membicarakan parenting, pengelolaan prodi, statuta, lemunerasi dan sebagainya.

Nah...Nge date kite malam ini, cukup sekian yeee
Nanti sambung lagi....

Wassalam.Wr.Wb














Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAHLAWAN LITERASI DI ERA MILENIAL DARI SMP TARUNA BAKTI

Part 5: Eksplorasi Kampus TAFE di Quensland ,Australia: Perjalanan Belajar Singkat di Negara Kanguru

Tetap Eksist di dunia Literasi Bersama EBAS 5