PEMASARAN BUKU PADA MASA PANDEMIK
RESUME 15
Assalamualaikum.Wr.Wb
Hari
demi hari, bulan demi bulan berjalan begitu cepat. Tak terasa sudah 7 bulan
kita semua menghadapi pandemik ini. Perubahan demi perubahan perlahan mengubah
cara pandang dan cara hidup kita.
Demikian
juga Kelas menulis ini merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk
menghadapi masa pandemik agar tetap selalu kreatif dan produktif.
Hari ini menginjak materi hari ke-15. Masih semangat kan y…..
Bu Aam menyapa kami dengan ramah, tapi hari ini tugas Bu Aam menjadi motivator dalam kelas ini, menggantikan Om Jay yang sedang sakit. Teriring doa buat Om Jay, semoga cepat pulih dan sehat kembali.
Kepiawaian Bu Aam sebagai moderator mulai diturunkan kepada beberapa guru hebat di kelas menulis, salah satunya di kelas 16 ini. Moderator malam ini adalah ketua kelas gelombang 16 yaitu Rizky Kurnia Rahman. Beliau asli Yogyakarta dan berdomisili di Sulawesi Tenggara, dimana mata pelajaran yang diampunya adalah Pelajaran Bahasa Indonesia. Beliau salah satu guru hebat dengan beberapa prestasi yang cukup membanggakan.
Bu Aam juga memberikan informasi tentang narasumber malam ini yakni Bapak Agustinus Subardana. Beliau adalah Direktur Pemasaran Penerbit Andi.
Setelah Pak Rizky memberikan kalimat pembuka dengan menyapa kami dan langsung memberikan kesempatan kepada Bapak Agustinus Subardana untuk memaparkan materi malam ini.
Tema yang diangkat malam ini adalah “PEMASARAN BUKU SAAT PANDEMI COVID-19”.
Penasaran
kan bagaimana sektor pemasaran dapat bertahan di masa pandemik ini? Sangat
berat bagi semua lini untuk dapat bertahan di masa pandemik ini, kiranya materi
malam ini bisa menjadi solusi bagi dunia literasi kita.
Yuk
berkenalan dengan narasumber terlebih dahulu….
Sosok Narasumber : Bapak Agustinus Subardana,SE, MM, CDS
Bapak
Agustinus Subardana lahir di Yogyakarta pada tanggal 11 September 1973. Beliau
adalah seorang tenaga pendidik di Universitas Satya Negara Indonesia. Jabatan
beliau adalah Direktur Pemasaran Penerbit Andi.
Beliau
mempunyai hobi membaca dan marketing. Beliau menyelesaikan S1 Management di
Universitas Mercu Buana Yogyakarta pada tahun 1998 dan pendidikan magisternya
diselesaikan pada tahun 2012 di Fakultas Ekonomi Universitas Satya Negara
Jakarta.
Saya
mencoba membaca tentang data narasumber di laman https://omjaylabs.wordpress.com/2020/04/23/biodata-agus-subardana/.
Buku Jendela Dunia
Dalam paparan pembukanya narasumber menjelaskan gambaran apa nsih buku itu?
“Buku
merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses
pembelajaran serta sarana penyampaian
informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan
diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku”,begitu paparan chatnya.
Seperti
kita tahu betapa pentingnya buku dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang
cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong
kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun
budaya membaca sejak dini.
Pemerintah
juga memberikan dukungannya terhadap budaya membaca buku dan peningkatan
kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha
yang bergerak di bidang penerbitan buku.
Dampak Pandemi bagi Dunia Literasi
Materi ke-13 dan ke-14 sudah mulai mengupas dunia industri literasi, dengan mengulik di balik aktivitas dan sumber daya manusia yang ada di penebit Andi. Malam ini pun kita akan diberikan cerita dan pengalaman dari direktur pemasaran penerbit Andi. dengan mencari chat-chat obrolan kelas yang sudah mulai banyak dan beberapa resume dari teman-teman juga sudah terunggah di blog, tetapi sengaja belum kukunjungi, saya menghindari terbawa suasana resume-resume para rekan-rekan.
Balik
lagi ke laptop…..yah…kembali ke sub tema kali ini. Sejauh mana pandemik ini
berdampak bagi dunia penerbit termasuk bidang pemasarannya?
Jawabannya adalah sangat berdampak negatif terhadap pemaran buku, yakni penjualan menurun drastis.
Setiap
bidang usaha, tujuan yang dicapainya salah satunya adalh keuntungan, begitu
juga dengan industri penerbitan buku. Perkembangan industri penerbitan buku
juga dipicu oleh alasan keuntungan (profit margin) yang relatif besar
dibandingkan industri lainnya khususnya barang konsumsi.
Data saat ini terdapat 1.328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) tetapi hanya 53% (711 penerbit) diantaranya yang dan 47% sudah tidak aktif lagi. Dengan memperhatikan data, kemungkinan besar 47% tersebut tidak dapat bertahan di masa pandemik. Ini masih kemungkinan, yang masih harus dibuktikan dengan beberapa survey yang lebih serius. Ini ada celah nih bagi bapak ibu dosen yang mau melakukan penelitian survey di bidang pemasaran.
Perekonomian dalam negeri mengalami resesi yang cukup berat karena tak terduga awal bulan Maret tahun 2020 ini telah datang wabah Virus Corona 2019 / Covid 19, dan semua sisi kehidupan terkena dampaknya, tak terkecuali sisi konsumsi, korporasi, sektor keuangan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dampak dari mewabahnya Covid 19 ini dirasakan betul oleh berbagai macam sektor, tidak terkecuali sektor usaha yang terkena dampak langsung akibat dari mewabahanya Covid 19.
Beberapa dampak yang dialami industri penerbitan antara lain :
- Jaringan toko buku di bulan Maret hingga Mei 2020 banyak yang tutup
- Ketakutan masyarakat ke mall masih tergolong tinggi, hingga toko buku yang ada di mall juga mengalami penurunan pengunjung
- Menurunnya pendapatan dan terganggunya kegiatan usaha dari pelaku usaha penerbitan Buku kisaran 60%-90%
- Penerbit mengurangi terbitnya buku baru dan mengurangi distribusi buku ke toko buku jaringannya.
- Beberapa penebit gulung tikar karena tidak bisa bertahan di masa pandemik.
- Pemasaran direct selling ke beberapa segmen pasar seperti sekolah-sekolah dan PT susah dilakukan karena semua kegiatan masa pandemic dilakukan WFH
- Instansi mengurangi anggaran pembelian buku karena sebagian besar anggarannya dialokasikan kepada penanganan COVID-19
Gambar diatas adalah grafik Penurunan Penjualan Buku
di Gramedia selama pendemi Covid 19 dan suasana toko buku yang sepi pengunjung.
Grafik penjualan di Gramedia menunjukkan penurunan di
bulan Maret hingga April 2020. Walaupun Bulan Juli 2020, toko buku sudah banyak
yang membuka gerainya tetapi pengunjung masih takut mengunjunginya. Ada
kenaikan grafik di bulan Juli 2020 walaupun tidak signifikan. Semoga awal titik
terang bagi industri literasi.
Strategi Pemasaran
Ujung tombak dari suatu usaha atau bisnis ataupun
wirausaha adalah pada strategi pemasarannya. Walaupun produknya bagus tetapi
strategi pemasarannya kurang bagus, maka hasil penjualan akan tidak optimal.
Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik. Mengapa demikian, hal ini dapat dilihat dari jenis – jenis buku yang diterbitkan. Mari kita kenali jenis–jenis buku yang diterbitkan di dunia industri literasi.
Beberapa penerbit membuat kategori buku
terbitannya, salah satu contohnya Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup
banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku (Kategori buku Anak,
buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku
Teks , dll ).
Dari jenis–jenis katagori buku tersebut, disinilah penerbit akan melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis katagori buku yang diterbitkan.
Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi
beberapa kegiatan bisnis .
Sehingga strategi pemasaran pada umumnya dipengaruhi
oleh faktor yang meliputi :
1.
Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonomi, politik-hukum, teknologi-fisik dan
sosial-budaya.
Usia Penerbit Andi yang sudah mencapai 40 tahun sudah
cukup mampu melakukan bisnis penerbitan dengan kedua faktor diatas. Jika Anda
ingin mencari buku sebagai referensi maka silahkan kunjungi website Penerbit
Andi pada laman www.andipublisher.com.
Ada 2 strategi pemasaran penjualan buku yang digunakan
saat ini :
1.
Strategi pemasaran Buku Serangan Udara / Online
Dampak pandemik ini benar-benar telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai
dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch, keharusan mengecek kesehatan
dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor
industri., terutama sektor Industri Perbukuan.
Dari low touch ini maka transformasi digital menjadi hal yang sangat
penting dan menuntut semua pihak untuk mengaplikasikannya di semua lini
kehidupan.
Pemasaran berbasis online ini biasa dikenal dengan Digital Marketing.
Banyak sekali manfaat yang didapat dari Digital Marketing, antara lain:
- Biaya relatif murah atau terjangkau
- Daya jangkauan pasar luas
- Mudah menentukan target pasar
- Komunikasi dengan konsumen lebih cepat dan mudah
- Lebih cepat popular
- Membantu meningkatkan penjualan
- Mudah dievaluasi dan dikembangkan kearah kemajuan pemasaran yang lebih baik
Bukan berarti dengan
banyaknya manfaat ini, tidak ada usaha untuk meraih hasil optimal dari digital
marketing ini. Dalam digital marketing, pihak penerbit harus kegiatan yang
proaktif dalam hal promosi.
Digital marketing memang sedang sangat tepat dengan era sekarang, bisa melalui media sosial yang sering diakses oleh masyarakat luas, seperti website, Facebook, Instgram, youtube dan beberapa media penjualan online lainnya.
Penerbit ANDI juga memasarkan buku lewat
marketplace yang telah ditunjuk oleh Kemendikbut R.I melalui blanja.com,
blibli.com dengan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) guna mendukung
pengadaan barang dan jasa (PBJ) di sekolah melalui penggunaan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) Reguler. "Inovasi dan elektronifikasi sektor PBJ
merupakan suatu keniscayaan. Hal ini juga sesuai dengan amanat dan kebijakan
pemerintah untuk penguatan tata kelola keuangan pendidikan melalui Perpres PBJ
Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018,"
Tim pemasaran On line penerbit ANDI Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya / on line.
Kegiatan proaktif untuk promosi ini bisa dilakukan dengan beberapa hal, agar penerbit dapat :
- Menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial
- Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada sehingga kesetiaan konsumen terjaga.
- Menjaga kesetabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu
- Menaikan penjualan dan profit
- Membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing
- Membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan
- Mengubah tingkah laku (yang kurang minat beli, menjadikan tertarik beli) , persepsi dan pendapat konsumen.
Selain pemasaran digital
ini dilakukan, ternyata Pemasaran buku melalui komunitas juga harus dilakukan. Mengapa
hal ini perlu dilakukan?
Seperti kita ketahui
bersama, pandemik ini memacu informasi berkembang secara cepat dan jaringan
yang sangat luas. Dari gawai kita dapat menjelajah seluruh informasi yang
bertebaran di dunia maya. Maka webinar-webinar sangat marak guna penyebaran
informasi ini.
Webinar ini menjadi
sebuah media berkumpul komunitas di dunia maya, dan hal inilah yang harus
dimanfaatkan oleh penerbit untuk dapat menyentuh segala bentuk komunitas untuk
pemasaran buku sesuai dengan kategori buku. Disini pihak staf pemasaran harus
pandai memilah dan memilih webinar yang akan ditujunya.
2.
Strategi pemasaran Buku Serangan Darat
Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku,
penerbit harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar
yang potensi pasarnya sangat baik. Pihak Penerbit Andi telah mempunyai 42
cabang di kota dari Aceh sampai dengan Papua, dengan menempatkan tenaga
pemasaran di tiap kantor cabang tersebut
Ada 3 pangsa pasar yang akan dituju pada pemasaran jalur darat ini yakni
toko buku, directselling/kunjungan
langsung dan melakukan acara-acara tertentu.
- Maraknya e-book ini di era digitalisasi ini, disiasati oelh Penebit Andi dengan menerbitkan buku dlam bentuk e-boook dan juga program induk e-pustaka plus dimana didalamnya terdapat e-library. Program ini membuka sewa bagi sekolah dengan biaya 11 juh ta rupia dengan paket 600 judul e-book dan senilai 16.500 juta rupiah berisi 100 judul e-book.Ini berlaku 1 tahun. Hal ini masih murah yakni jika dengan bentuk fisik mencapai 2 M.
- Idealisme masih sangat dipegang teguh oleh Penerbit Andi walau pun di era sekarang penjualan buku menurun drastis, tetapi mutu dan idealisme tetap dipertahankan.
- Penerbit Andi juga melakukan CSR membantu penerbitan buku. Dengan cara pengajuan proposal ke pihak Penerbit Andi. Bantuan buku ke berbagai wilayah di Indonesia.
- Buku-buku yang saat ini masih memiliki pangsa pasar yang bagus adalah tanaman, masakan dan buku tentang masa pemdimi covid-19.
Pandemi 2020 bukan 2019 ....cek lagi tulisannya hehe..punten
BalasHapusMakasih atas kunjungan dan reviewnya, sudah saya coba perbaikk
HapusMantab pak Rizky
BalasHapusResumenya lengkaaap banget dan informatif, yuk semangat terus...
BalasHapusTerima kasih kunjungannya bunda
HapusKeren buk Ida Afriliana, tulisannya rapi, dan lengkap, sukses selalu ....
BalasHapusTerima kasih kunjungannya paj Andry.. Mari terus berkarya
HapusAlhamdulillah bisa berkunjung ke rumah bu Ida...bagus sekali bu Ida resumenya...
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya
BalasHapusLuar biasa mantap Bu. Teruskan berbaginya Bu. Karena ada yg ingin mencuri ilmunya Bu. Semangat terus ya Bu....ππππ
BalasHapusInsya Allah....swmoga bisa selalu berbagi dan bisa bermanfaat. Terima kasih
Hapus