Liku-liku Sang Wartawan Senior
Narasumber : Nur Aliem Halvaima,SH,MH
Tempat Lahir : Makasar
Tanggal Lahir : 10 Agustus 1960
Nama pena : Nur Terbit
Nama Orang Tua :Haji Muhammad Bakri Puang Boko - Hajjah Sitti Maryam Puang Mene.
Profesi : Wartawan
Karya : (1) Liku-liku Kisah Wartawan; (2) Wartawan Bangkotan; (3) Mati Ketawa Ala Netizen
Jumat malam ini, merupakan minggu kedua di bulan ini. Suasana rumah sangat hangat, penuh canda dan tawa. Bahkan saya bercengkrama dengan cucu saya, walau bukan cucu langsung, tetapi anak dari keponakan. Tetapi tetap saja, saya dipanggil "nenek', nenek muda kali ya...asal jangan neti alias nenek centil.
Jam menunjukkan pukul 19.00 WIB, seperti biasa Ibu Moderator kita yang hebat mulai membuka kelas menulis, dengan memberikan arahan kepada kami semua, untuk senantiasa berdoa untuk kesembuhan Omjay.
Mengenal Narasumber lebih dekat
Riwayat Pendidikan:
Beliau menyelesaikan Sarjana Muda di IAIN Alauddin Makassar, kemudian melanjutkan S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak hanya sampai disini, beliau melanjutkan ke jenjang S2 di Universitas Islam Jakarta, program S2 ilmu hukum dengan tesis "Pola Pemberian Upah Untuk Kesejahteraan Wartawan Media Cetak di Provinsi DKI Jakarta".
Perjalanan Karir Bapak Nur Terbit
Nur menjalani profesi wartawan daerah di Makassar sejak masih kuliah, berlanjut jadi koresponden Harian Terbit (Pos Kota Grup) di Sulawesi Selatan.
Tahun 1984 hijerah ke Jakarta bergabung jadi reporter kemudian redaktur.
Tahun 2014 saat koran tempatnya bekerja "dijual", Nur
pensiun dini tapi tetap menulis dan jadi redaktur media online www.possore.com
sampai saat ini.
Pengalaman Jurnalis
Beliau sudah malang melintang di dunia jurnalistik, ibarat pepatah telah mengerti asam garam dunia jurnalistik itini.
Beliau sudah menjadi wartawan saat masih kuliah di IAIN sekaligus juga sebagai pengelola koran kampus.
Beliau sebagai pemegang kartu Wartawan Utama dari Dewan Pers - PWI Pusat ini, antara lain :
- Wartawan/Editor Surat Kabar Harian Terbit (Pos Kota Grup) 1980-2014.
- Pemimpin redaksi Vonis Tipikor versi majalah dan online 2014-2017.
- Pemimpin redaksi Corong versi majalah dan online 2019-2020.
- Pemimpin redaksi Telescope versi majalah dan online 2020.
- Redaktur Eksekutif Possore.com 2015 s/d Sekarang.
- Redaktur/Admin tamu sejumlah media online, majalah, tabloid 2014 s/d sekarang.
Mari kita intip prestasi Beliau.
- Beliau memperoleh Juara Lomba Menulis Artikel Bertema Pramuka antar wartawan dan Umum Tingkat Nasional yang digelar oleh Kwarna Pramuka, selama 2 tahun berturut-turut, yakni tahun 2011 dan 2013.
- Juara Lomba Menulis Pengalaman Mudik Asyik Republika Online.
- Juara di beberapa lomba menulis blog antara lain: Online Shop Kudo, Lomba Menulis Puisi Spontan Pedas, Lomba Blog Teacher Writing Camp IGI Bekasi, Smartphone Oppo, Dompet Duafa, Asuransi Raksa Online, Online Shop Shofie Martin, Restauran Bebek Kaleyo, BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir), Tokoh Populer, Suara Konsumen.
Perbedaan penulisan artikel opini, buku atau karya ilmiah
Penulisan sebuah karya literasi memiliki gaya selingkung yang berbeda-beda.
Jika wartawan biasanya akan menuliskan laporan pandangan mata suatu kejadian dilengkapi dengan data dari narasumber kejadian atau TKP.
Berbeda lagi dengan penulisan opini atau artikel di koran. "Ada perbedaan pola penulisan berita di koran/media dengan menulis bebas utk artikel di media",begitu paparan chat beliau.
Beliau menjelaskan bahwa di media, ada format atau standar baku, yakni berita tidak boleh (dilarang) memasukkan opini penulisnya atau wartawannya. Tapi si wartawan ingin menyampaikan pendapat, gagasan, pemikiran, boleh saja, dimana diberikan tempat khusus yakni opini, artikel, yang by name.
Akan berbeda lagi jika penulisan karya tulis ilmiah untuk Tugas Akhir, Skripsi, Tesis atau pun disertasi.
Jika seseorang menulis opini di sebuah koran atau surat kabar, biasanya akan mendapatkan fee, dimana besar kecilnya tergantung dari pengelola media cetak tersebut. Akan lebih tinggi honor bagi para pakar yang memberikan tulisannya atau opininya pada media cetak.
Memang menulis opini menurut saya tidak mudah, mungkin kita biasa berbicara untuk menilai sesuatu. Tetapi jika sudah harus dituangkan ke dalam bentuk tulisan, langsung deh buntu. Mungkin kita bisa ngomong berbagai opini yang terbersit di benak kita, tetapi saat akan dituliskan, saya merasa "KO".
Semoga dengan berjalannya waktu dan bersama dengan penggiat literasi di grup ini memberikan angin segar dan dapat belajar menulis opini dengan baik.
Membaca adalah pembuka wawasan untuk menulis
Apa sih manfaat dari membaca ya?
Menurut beliau, dengan banyak membaca maka beberapa manfaat akan didapat, yakni :
- Memperkaya perbendaharaan kata
- Belajar Ejaan Yang Disempurnakan
- Menambah wawasan, terutama bagaimana format menulis: belajar menyusun paragraf, huruf sambung dan lain-lain
Asala satu hal yang harus dihindari dan kalau perlu ditinggalkan yakni meniru 100% alias menulis jiplak asal sumbernya dan tidak mencantumkan sumbernya. Hal ini sudah termasuk plagiat dan tidak diperbolehkan dalam dunia literasi.
Tips dari beliau dalam menulis adalah :
- Menulis dengan Rumus 3D :Dialami, Disukai, Dikuasai
- Tumbuhkan jiwa PDLS = Peka Dengan Lingkungan Sekitar (KEPO)
Konsisten untuk TBTO = Terus Belajar atau Baca (dari) Tulisan Orang
Jangan malas untuk TLMM = Terus Latihan Menulis di Media (Medsos)
Mencobalah memberikan tantangan TILM = Terus Ikut Lomba Menulis, sebagai uji coba sejauh mana kualitas tulisan kita
Makanya terkadang kita perlu membuat point-point penting yang akan kita tuliskan sehingga kita tinggal mengembangkan dengan kalimat penjelasnya.
"Selain rajin membaca, nonton TV/film, dengar radio untuk memperkaya wawasan sebagai tabungan ide kalau mau menulis, terutama genre fiksi", beliau memaparkannya dalam chat di WAG.
Kepo itu ternyata perlu, ya.....Tapi bukan untuk diguncingkan, melainkan sebagai bahan untuk menulis tentunya.
Rumusan baku dalam menulis 5W + 1 H + S (What, Why, Where, Who, Whom, How , Security)
Era Koran dan Media cetak telah beralih digital
Seperti kita lihat sekarang, sudah sangat jarang orang untuk membeli koran atau majalah, semua berita bisa didapat dari sebuah gawai. Walau pun masih ada yang membeli koran, tetapi mungkin hanya sedikit sekali. Tidak seperti pada era 80-anan atau 90-an. Saat sebelum pandemik pun rasanya koran masih lebih baik dibandingkan saat ini.
Di masa ini, berita begitu cepat tersebar, dalam hitungan detik, satu informasi bisa tersebar ke seluruh pelosok wilayah di belahan bumi mana pun.
Berita hoax atau benar, hampir tidak memiliki perbedaan, disinilah realitanya dimana ada netizen dan lovers. Hidup seseorang bisa hancur karena keripik pedas netizen.
Bahkan jika akan membuat viral sesuatu hanya melalui sebuah gawai, melalui youtube, tik tok atau aplikasi-aplikasi lain sehingga bisa menjadi sumber berita di media masa baik digital atau pun cetak.
Sayangnya, Percepatan informasi ini memang tidak diikuti oleh peningkatan minat baca terhadap buku atau karya ilmiah lain. Pembaca akan lebih tertarik mengikuti berita artis atau entertaint yang lain, dibandingkan meng-update buku terbitan terbaru.
KesimpulanPertanyaan demi pertanyaan bergulir dan dengan panjang lebar, Pak Nur Terbit menjawab dengan baik. Wah....banyak intrik pada profesi seorang wartawan, itu yang saya bisa ambil benang merah. Dalam memperoleh berita, tidak mudah, perlu perjuangan dan keberanian. Terkadang harus menghadapi suatu koran dibredel karena berita yang diterbitkannya.
Malam telah larut, seperti halnya kita yang larut dengan kisah liku-liku seorang wartawan yang sangat handal.
Hanyut terbawa arus moderator yang berhasil menyibak gejolak kelas yang makin seru dari hari ke hari.
Ilmu yang dibagikan tiap sesi dari narasumber selalu mnghidupkan jiwa-jiwa penulis pemula di kelas ini untuk mewujudkan satu tujuan, menghasilkan sebuah karya fenomenal bagi dirinya, tak terkecuali saya
Wassalamulaikum.Wr.Wb
Salam Literasi
Gercep tapi juga lengkap kap kap, keren euy
BalasHapusLuar biasa seperti tape recorder aja , cepat dan lengkap informasinya... Mantap..
BalasHapusTerima kasih Bunda atas kunjungannya
HapusGercep dan keren, Bu Dosen
BalasHapusTetap semangat biar semakin mantap!
Gercep dan keren, Bu Dosen
BalasHapusTetap semangat biar semakin mantap!
Terima kasih, ayah opin sudah mengunjungi blog saya
HapusSebagai sebuah tulisan resume dari materi di pelatihan, rasanya sudah terangkum semua. Meskipun yang disampaikan narasumber hanya point inti sesuai kapasitas WA dan kendala menulis di qwerty hp, tapi oleh penulis blog ini mampu dikembangkan sehingga terurai jelas. Semangat Bu dosen, ditunggu artikel berikutnya. Salam
BalasHapusTerima kasih atas kunjungan dan reviewnya Pak Nur,, semoga bapak masih berkenan membimbing kami, untuk bisa mencapaj katya dalam bidang literasi
HapusGercep dan top resumenya,,,sukses ya
BalasHapusMemang kereen resume bu Dosen ini
BalasHapusResume lengkap ditambah opini penulis....
BalasHapusKeren!
resume bunda keren...
BalasHapuskeren bu
BalasHapus