Mengenal Lebih Jauh tentang Kelapa Sawit

Kelapa sawit sering dikaitkan dengan deforestasi dan hilangnya keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, diperlukan mengenal kelapa sawit dan memulia praktik budidaya yang berkelanjutan melalui sertifikasi seperti RSPO 

Mengenal Lebih Jauh Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tanaman tropis yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari buahnya banyak digunakan dalam industri makanan, kosmetik, hingga bahan bakar nabati. Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara produsen utama kelapa sawit di dunia.

Asal dan Penyebaran 

Kelapa sawit berasal dari Afrika Barat dan diperkenalkan ke Asia Tenggara pada abad ke-19. Seiring waktu, tanaman ini berkembang pesat di negara-negara beriklim tropis, khususnya di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Morfologi dan Siklus Hidup

  • Akar: Berbentuk serabut yang berfungsi menyerap air dan nutrisi.

  • Batang: Tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 20-30 meter.

  • Daun: Berbentuk majemuk dengan helaian panjang.

  • Bunga: Terdiri dari bunga jantan dan betina yang tumbuh di tandan berbeda.

  • Buah: Berwarna merah jingga saat matang, mengandung minyak pada bagian daging buah dan bijinya.

Budidaya Kelapa Sawit

  • Pembibitan: Memilih benih unggul dan menanamnya dalam polybag sebelum dipindahkan ke lahan.

  • Penanaman: Dilakukan pada lahan dengan drainase yang baik dan pH tanah sekitar 4-6.

  • Perawatan: Meliputi pemupukan, pengendalian gulma, serta hama dan penyakit.

  • Panen: Dilakukan saat tandan buah matang optimal, biasanya setelah 3-4 tahun penanaman.

Manfaat Kelapa Sawit

  • Minyak Sawit: Digunakan dalam industri makanan (margarine, minyak goreng), kosmetik, dan farmasi.

  • Biodiesel: Sumber energi terbarukan yang dapat menggantikan bahan bakar fosil.

  • Limbah Sawit: Dapat diolah menjadi pupuk organik atau pakan ternak.

Dampak dan Kontroversi 

Kelapa sawit sering dikaitkan dengan deforestasi dan hilangnya keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, diperlukan praktik budidaya yang berkelanjutan melalui sertifikasi seperti RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) untuk memastikan produksi yang ramah lingkungan.

Kelapa sawit merupakan komoditas strategis dengan manfaat ekonomi yang besar. Namun, untuk menjaga keseimbangan lingkungan, budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan harus terus dikembangkan.

Beberapa istilah dalam penenaman kelapa sawit

  • Pre-nursery: Tahap awal pembibitan sebelum tanaman dipindahkan ke pembibitan utama.

  • Main nursery: Tahap lanjutan pembibitan sebelum tanaman siap ditanam di lahan permanen.

  • TBM (Tanaman Belum Menghasilkan): Periode pertumbuhan kelapa sawit sebelum mulai berbuah (sekitar 3-4 tahun).

  • TM (Tanaman Menghasilkan): Tanaman yang sudah mulai berbuah dan dapat dipanen.

  • Piringan: Area melingkar di sekitar pangkal pohon yang dijaga agar tetap bersih untuk mengoptimalkan pertumbuhan.

  • Gawangan: Ruang antara barisan tanaman yang digunakan untuk akses pemeliharaan dan panen.

  • Brondolan: Buah sawit yang lepas dari tandannya.

  • Tandan Buah Segar (TBS): Buah sawit yang baru dipanen dan masih dalam kondisi segar.

  • Cantas: Proses pemotongan pelepah daun tua untuk mempermudah panen.

  • Egrek: Alat berbentuk sabit panjang yang digunakan untuk memanen tandan buah.

  • Dodos: Alat seperti kapak pendek yang digunakan untuk memanen kelapa sawit yang lebih rendah.

  • Loose fruit collection: Pengumpulan brondolan setelah pemanenan tandan utama.

Manfaat Kelapa Sawit

  • Minyak Sawit: Digunakan dalam industri makanan (margarine, minyak goreng), kosmetik, dan farmasi.

  • Biodiesel: Sumber energi terbarukan yang dapat menggantikan bahan bakar fosil.

  • Limbah Sawit: Dapat diolah menjadi pupuk organik atau pakan ternak


Proses Panen Kelapa Sawit
Pertama :  Perlu kita ketahui bersama buah kelapa sawit itu mulai muncul bunga mekar(antesis) sampai dengan matang butuh waktu ± 5-6 bulan..

Sedangkan sistem panen  sawit tersebut ditentukan sendiri oleh petani biasanya interval lanen 10 hari sekali atau 3 x  1 bulan..
Tingkat kematangan sawit dicek dari Brondol yg lepas dari tandannya dan jatuh diarean seputaran batang. 
Jumlah setiap kali panen  perawatan tanamannya standar 1 kali panen bisa 1-1,4 ton, atau bisa 4-4,5 ton per bulan.

Selanjutnya petani menjual TBS (Tandan buah segar) nya ke pengepul > selanjutnya pengepul akan mengirim atau menjual TBS ke PKS (Pabrik kelapa sawit) menggunakan armada truk.

Alat bantu panen sawit adalah engrek dan untuk daerah tertentu pencatatan panen kelapa sawit, hanya dituliskan di buku oleh petani, kemudian jumlah panen TBS dijual ke krani (sebutan untuk admin pengepul), dan akan nantinya pengepul akan menjual ke Pabrik Kelapa Sawit setempat.

Saya melakukan komunikasi dengan narasumber yang bekerja di kelapa sawit di desa Lembah Suhur Buukit, kecamatan kerumutan, Kabupaten Pelalawan , Provinsi Riau, Sumatra. Bahwa panen di daerah tersebut, tepatnya beberapa petani plasma masih melakukan pencacatan dengan buku saat panen. 

Dilasir dari medianeliti.com bahwa berdasarkan data yang tersedia, Desa Bukit Lembah Subur di Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, memiliki petani plasma yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD) Kartamaharja. KUD ini beranggotakan 490 petani plasma yang terbagi dalam 35 kelompok tani.
 

Pada periode 12—18 Maret 2025, harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Riau mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Untuk tanaman dengan umur 9 tahun, harga TBS ditetapkan sebesar Rp3.689,73 per kilogram, turun 0,64% atau Rp23,91 per kilogram dari periode sebelumnya.

Artikel yang diangkat pada Sumatra Bisnis memberikan adalah rincian harga TBS kelapa sawit berdasarkan umur tanaman untuk periode tersebut:

  • Umur 3 tahun: Rp2.838,97 per kilogram
  • Umur 4 tahun: Rp3.222,77 per kilogram
  • Umur 5 tahun: Rp3.417,00 per kilogram
  • Umur 6 tahun: Rp3.566,56 per kilogram
  • Umur 7 tahun: Rp3.642,88 per kilogram
  • Umur 8 tahun: Rp3.686,00 per kilogram
  • Umur 9 tahun: Rp3.689,73 per kilogram
  • Umur 10—20 tahun: Rp3.669,52 per kilogram
  • Umur 21 tahun: Rp3.611,22 per kilogram
  • Umur 22 tahun: Rp3.555,17 per kilogram
  • Umur 23 tahun: Rp3.495,49 per kilogram
  • Umur 24 tahun: Rp3.429,99 per kilogram
  • Umur 25 tahun: Rp3.356,42 per kilogram

Perlu dicatat bahwa harga TBS dapat berbeda tergantung pada status kemitraan petani. Untuk petani swadaya di Riau, harga TBS periode 12—18 Maret 2025 ditetapkan sebesar Rp3.616,46 per kilogram.

riauaktual.com, menuliskan bahwa harga TBS ditentukan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau dan dapat berubah setiap minggunya. Faktor-faktor seperti umur tanaman, kualitas buah, dan kondisi pasar global mempengaruhi fluktuasi harga tersebut.

REVIEW Jurnal penelitian tentang aplikasi pemanenan sawit

Peneliti  & tahun penelitian/ Aplikasi yang sudah ada

Judul Penelitian

Subyek Penelitian

Hasil Penelitian

Lisnawanty , Muhammad Sony Maulana , Agung Sasongko , Miji (2019)

Aplikasi Pengolahan Data Panen TBS Kelapa Sawit Pada PT Jo Perdana Agri Technology

Gap : pengolahan data panen pada PT. Jo Perdana Agry Technology belum dikelola secara optimal dimana pendataan pengolahan hasil panen masih dilakukan secara manual sehingga menyebabkan resiko hilangnya data dan proses penginputan dan pencarian data yang lebih lama

Aplikasi Pengolahan Data Panen, Dimana terdapat 2 aktor admin dan staff operasional, dengan perancangan menggunakan UML

1)           Analisa Kebutuhan Fungsional Level Operasional

A.1. Login

A.2. Mengolah Data Akun.

A.3. Mengolah Data Divisi.

A.4. Mengolah Data Pembayaran.

A.5. Mengolah Data SPK.

A.6. Mengolah Data Panen.

A.7. Mengolah Data Pabrik

A.8. Mengolah Data Kirim

A.9. Melihat Laporan A.9.1. Melihat Laporan Pembayaran

A.9.2. Melihat Laporan SPK

A.9.3. Melihat Laporan Panen

A.9.4. Melihat Laporan Kirim

A.9.5. Melihat Laporan Jurnal Umum

A.9.6.

Melihat Laporan Buku Besar A.10. Ganti Password

2)        Level Bendahara

B.1. Login

B.2. Mengolah Data Admin

B.3 Mengolah Data Pembayaran

B.4. Melihat Laporan

B.5. Ganti Password

 

Luis A.Hermandez.R (2024)

 

 

Agro Palma

Agropalma adalah aplikasi pertanian yang dirancang khusus untuk membantu pemilik perkebunan kelapa sawit menyimpan catatan rinci dan efisien dari semua kegiatan yang berkaitan dengan tanaman mereka. Dengan berbagai fitur, aplikasi ini memberi Anda kendali penuh atas hasil panen, pekerjaan pertanian, dan data cuaca. ( tahun 2024)

Aplikasi dapat diunduh di playstore

Diupdate pada 10 Oktober 2024

Rating 3+

Dapat diakses pada Xiomi 23043RP34G

Menu pada agroplama

1.      Pencatatan lengkap data panen sawit

2.      Registrasi Tenaga Kerja

3.      Statistik dan Analisis

4.      Pemantauan Curah Hujan

 

 

https://www.neliti.com/id/publications/495824/aplikasi-pengolahan-data-panen-tbs-kelapa-sawit-pada-pt-jo-perdana-agri-technolo

FORTASBI

 

Aplikasi Green Point

sebuah aplikasi database petani terintegrasi yang dikembangkan oleh FORTASBI. Aplikasi ini digunakan untuk memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pengguna mengenai profil petani dan lahan perkebunan untuk keperluan monitoring aktifitas lahan.

Green Point menjadi sebuah solusi inovatif untuk memastikan praktik pertanian yang transparan dan berkelanjutan di industri kelapa sawit.

Green Point menjadi sebuah solusi inovatif untuk memastikan praktik pertanian yang transparan dan berkelanjutan di industri kelapa sawit. Penggunaan aplikasi ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas anggota terhadap teknologi, memperkuat aset data digital, hingga mendigitalisasi tracking lahan anggota.

Aplikasi ini dikembangan dalam dua interface yaitu berbasis web dan android. Terdapat 3 (tiga) level pengguna yaitu;

  1. Fortasbi sebagai super admin,
  2. Grup Manager sebagai pengelola data kelompok petani, dan
  3. Petani itu sendiri sebagai objek data yang melaporkan aktifitas lahan melalui aplikasi mobile android.

 

https://fortasbi.org/home/aplikasi-greenpoint/

Yudhi Artaa, Harry Setiawanb, Des Suryanic, Habib Indra Pratamad, Hamied Edisone (2024)

Penggunaan Aplikasi MobileBOSAWIT untuk Membantu Perhitungan Hasil Panen Pada Perkebunan Sawit Desa Segati Kecamatan Langgam

Pelaporan pembukuan hasil kelapa sawit  menjadi  aspek  kritis  dalam  mengelola  keuangan  perusahaan  perkebunan  kelapa  sawit

 

 

Aplikasi Pro-Sawit, 

 

 

 

PreciPalm

 

 

 

PalmOilTrace

 

 

 

Melli (Mill Excellent Indicator) 

 

 

 

Amanda (Aplikasi Mandor Astra Agro)

 

 

Dr Anna Fariyanti ,  Dr M Yanuar J , Dr Herdhata Agusta , Herawati ,Triana Gita Dewi 

prototipe aplikasi usahatani Sawit

Pintar, yang nantinya dapat digunakan petani/pekebun sawit dalam mengelola usahatani sawit secara komprehensif

Aplikasi usahatani Sawit Pintar yang dibangun mempunyai kelebihan mencakup semua aspek, mulai dari identitas wilayah, karakteristik petani dan usahatani, kegiatan usahatani (input–output). Terdapat juga transaksi penjualan produk serta pembelian input mulai dari kegiatan replanting (tahun nol) sampai satu siklus produksi sawit rakyat (25 tahun) dan sekaligus meramalkan produksi dan keuntungan usahatani sawit rakyat setiap tahun. Dalam kaitannya dengan peramalan produksi, aplikasi akan menggunakan koefisien parameter yang telah diestimasi di luar sistem.

 

 

 

 

 Beberapa sumber referensi lain:

Pekebun sawit di ujung tanduk: Mengapa kemitraan usaha perlu didefinisikan ulang klik disini

Oil palm smallholders on the edge: Why business partnerships need to be redefined klik disini


Analisis Keberlanjutan Usaha Tani Kelapa Kelapa Sawit DI Lahan Gambut: Studi Kasus DI Kampar, Riauklik disini


Mengelola Usaha Sawit dengan Aplikasi Berbasis Android, klik disini



Flowchart Kerangka Pemikiran Penelitian Sistem Digital Kelapa Sawit

1. Identifikasi Permasalahan

  • Efisiensi produksi kelapa sawit masih rendah.

  • Kurangnya pemantauan real-time terhadap pertumbuhan dan panen.

  • Keterbatasan transparansi dalam rantai pasok.

2. Implementasi Sistem Digital

  • Penggunaan IoT: Sensor untuk pemantauan kondisi lahan dan tanaman.

  • Pemanfaatan AI: Analisis data untuk optimasi panen dan pemeliharaan.

  • Blockchain: Meningkatkan transparansi rantai pasok.

  • Smart Farming: Otomatisasi sistem irigasi dan pemupukan.

3. Pengolahan Data dan Pengambilan Keputusan

  • Data dari sensor dikumpulkan dan dianalisis oleh AI.

  • Hasil analisis digunakan untuk rekomendasi tindakan.

  • Informasi disimpan dalam sistem blockchain untuk keterlacakan.

4. Dampak dan Evaluasi

  • Peningkatan Produktivitas: Efisiensi panen meningkat.

  • Keberlanjutan: Pemanfaatan sumber daya lebih optimal.

  • Kepatuhan Regulasi: Transparansi dalam produksi dan distribusi.

5. Kesimpulan dan Rekomendasi

  • Sistem digital terbukti meningkatkan efisiensi dan transparansi.

  • Perlu pengembangan lebih lanjut untuk integrasi yang lebih luas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DUA JAM BERSAMA CIKGU TERE, BUKAN GURU BIASA

TANGAN DINGIN SEORANG GURU MUDA DARI KOTA NANAS

KANG ENCON RAHMAN, FROM ZERO TO HERO